Car Free Day (CFD) di Gresik selalu menjadi ajang yang dinanti-nantikan oleh masyarakat. Kegiatan mingguan ini tidak hanya memberikan ruang bagi warga untuk berolahraga dan bersosialisasi, tetapi juga menjadi kesempatan berharga bagi para pedagang untuk menawarkan dagangannya. Namun, di balik euforia itu, ada gejolak yang muncul dari para pedagang terkait dugaan praktik tidak wajar dalam proses penyewaan stand yang menarik perhatian.
Dugaan Jual Stand secara Ilegal
Beberapa pedagang menyuarakan ketidakpuasannya atas dugaan praktik jual beli stand yang diklaim ilegal. Salah satu pedagang menyebut bahwa untuk mendapatkan tempat berjualan di area CFD, mereka harus membayar sejumlah uang yang tidak sedikit. Proses administrasi seharusnya ditangani oleh paguyuban resmi CFD, namun justru dilakukan melalui rekening pribadi, menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan akuntabilitas.
Fakta dan Keluhan Pedagang
Tidak sedikit dari para pedagang yang merasa tersandera dengan sistem ini. Seorang pedagang mengungkapkan bahwa ada biaya sebesar Rp 500 ribu yang dibebankan kepada mereka agar bisa berjualan. Angka ini cukup memberatkan, terutama bagi pedagang kecil. Mereka mempertanyakan kebijakan ini yang seolah-olah memberikan kesan bahwa ada pihak yang mencoba mencari keuntungan pribadi dari fasilitas publik yang seharusnya bisa dinikmati dengan lebih adil dan terbuka.
Akibat pada Komunitas Pedagang
Praktik semacam ini tidak hanya membebani pedagang dari segi finansial, tetapi juga menimbulkan dampak psikologis dan sosial. Pedagang merasa was-was dan takut kehilangan hak mereka untuk berjualan jika mereka tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut. Ini menciptakan suasana perdagangan yang tidak kondusif dan menurunkan semangat kewirausahaan yang seharusnya tumbuh berkembang di area CFD.
Tanggapan dari Pihak Terkait
Dalam menghadapi tekanan ini, suara dari pihak penyelenggara dan pemerintah daerah sangat dinantikan. Transparansi pengelolaan stand dan kejelasan mengenai kebijakan dana sewa menjadi permintaan utama pedagang. Adanya keterlibatan pemerintah diharapkan mampu menyelesaikan ketidakberesan ini dan mengembalikan kepercayaan pedagang.
Perspektif dan Analisis
Praktik ini bisa menjadi cermin tantangan yang sering dihadapi dalam pengelolaan ruang publik di banyak tempat. Kesadaran akan hak dan kewajiban, baik dari pihak pedagang maupun pengelola, perlu ditingkatkan. Sangat penting bagi pengelola untuk menjalankan sistem yang adil dan transparan, sehingga tidak hanya keuntungan finansial yang diperoleh, tetapi juga memberikan manfaat sosial jangka panjang bagi semua pihak.
Kesimpulan dan Harapan
Dengan adanya perhatian dari publik terhadap isu ini, diharapkan akan ada tindakan korektif yang segera diambil oleh pihak berwenang. Para pedagang berharap agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang dan bahwa kegiatan di CFD bisa berjalan sesuai tujuan awalnya: sebagai sarana rekreasi, ekonomi, dan sosial yang mendukung semua pihak tanpa terkecuali.






